Laba PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) Turun Tipis di Tahun 2024

Laba PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) Turun Tipis di Tahun 2024

Laba Bersih PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) Tahun 2024

PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) mencatatkan laba bersih sebesar USD437 juta atau setara Rp7 triliun sepanjang tahun 2024. Angka ini mengalami penurunan kecil dibandingkan laba bersih tahun 2023 yang mencapai USD441 juta.

Dalam laporan keuangan yang dirilis pada Senin (3/3/2025), laba bersih ADMR didorong oleh pendapatan perusahaan yang mencapai USD1,15 miliar, meningkat sedikit dari USD1,08 miliar pada tahun sebelumnya.

Pangsa Pasar dan Beban Operasional

Sebagian besar penjualan batu bara ADMR, yaitu 68 persen, diekspor, sementara 32 persen dijual di pasar domestik. Singapura menjadi pasar ekspor terbesar dengan kontribusi USD497 juta (43 persen), diikuti oleh Korea Selatan USD180 juta (16 persen), China USD70 juta (6 persen), dan India USD37 juta (3 persen).

Baca Juga : Strategi ADRO: Borong 109 Juta Saham ADMR Senilai Rp105,18 Miliar

Meskipun pendapatan relatif stagnan, beban pokok pendapatan ADMR meningkat 14 persen menjadi USD576 juta. Beban jasa penambangan juga naik 26 persen menjadi USD188 juta, sedangkan royalti mengalami penurunan sekitar 7,5 persen menjadi USD147 juta.

Selain itu, beban usaha meningkat lebih dari tiga kali lipat dari USD9 juta menjadi USD38 juta, yang disebabkan oleh penghapusan cadangan akibat kebijakan DMO yang tercatat USD27,4 juta pada tahun 2023.

Kinerja Keuangan dan Prospek Pertumbuhan

Dengan kondisi tersebut, laba ADMR turun 6 persen menjadi USD540 juta. Namun, perusahaan batu bara metalurgi ini berhasil mengurangi beban keuangan dari USD31 juta menjadi USD12 juta, sehingga laba bersih hanya turun 1 persen menjadi USD437 juta.

Baca Juga : Prospek Saham ADRO 2025: Transformasi Menuju Energi Terbarukan

Dari sisi neraca, posisi kas dan setara kas ADMR mencapai USD612 juta, sementara total aset perusahaan meningkat 22 persen menjadi USD2,07 miliar.

“Kenaikan ini sejalan dengan pembangunan smelter aluminium anak usaha kami, PT Kalimantan Aluminium Industry di Kalimantan Utara, serta pembangunan infrastruktur pertambangan batu bara metalurgi anak usaha kami, PT Maruwai Coal di Kalimantan Tengah,” ungkap manajemen.

Pada penutupan pasar sore ini, harga saham ADMR naik ke level Rp790, dengan nilai kapitalisasi pasar anak usaha PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) mencapai Rp32,3 triliun.


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *